Sempat Goyah Selama Pandemi, Pasar Properti Kini Prospektif
Update : 01, Sep 2022 09:58Pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air sejak Maret 2020 memukul berbagai sektor, tidak terkecuali properti.
Sejumlah proyek properti merasakan dampak pandemi sehingga harus mengalami penundaan. Pandemi juga melemahkan daya beli konsumen. Hal ini berimbas pada serapan rumah dan apartemen kelas menengah ke bawah yang selama ini menjadi penyangga pasar properti Indonesia.
Sementara itu, konsumen segmen menengah atas memilih menunda belanja properti dan menunggu krisis akibat pandemi mereda. Perlambatan ini berdampak pada arus kas perusahaan properti.
Namun, kondisi tersebut hanya berlangsung pada periode awal pandemi atau kuartal I-2020. Setelah sempat terkontraksi, sektor properti menunjukkan perbaikan. Bahkan, sektor ini berperan sebagai salah satu motor pemulihan ekonomi Indonesia di masa pascapandemi.
Hal ini diutarakan ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah. Dilansir dari kontan.co.id, Senin (4/7/2022), Piter menjelaskan, industri properti beserta turunannya berpotensi menjadi tumpuan ekonomi Indonesia di tengah kekhawatiran resesi dan ancaman perlambatan ekonomi global.
“Harus diakui, sektor properti juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai produk domestik bruto (PDB) nasional,” tutur Piter.
Kontribusi sektor properti
Piter pun mengidentifikasi lima faktor yang membuat sektor properti berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Pertama, padat modal. Sektor perumahan merupakan sektor padat modal, mulai dari pembangunan hingga pembiayaan.
Kedua, padat karya. Sektor properti membutuhkan banyak pekerja. Sebagai ilustrasi, pembangunan satu unit rumah membutuhkan 5 pekerja. Ini berarti, tiap pembangunan 100.000 unit rumah melibatkan 500.000 pekerja.
Ketiga, mendukung industri produk lokal. Sektor properti memberikan dampak berganda atau multiplier effect besar. Sektor properti mampu menggerakkan lebih dari 140 industri dalam negeri, mulai dari bahan bangunan, genteng, semen, hingga kayu.
Keempat, mendukung penerimaan negara. Setiap rumah yang terjual dapat meningkatkan penerimaan negara dalam bentuk pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penghasilan (PPh), bea balik nama (BBN), pajak bumi dan bangunan (PBB), serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
Kelima, menghasilkan wirausaha atau entrepreneur. Hal ini ditandai kehadiran lebih dari 7.000 pengembang yang turut berperan dalam penyediaan hunian di Tanah Air.
Geliat properti di tengah pandemi
Salah satu developer yang mampu tumbuh positif di tengah pandemi adalah PT Belaputera Intiland, anak usaha Lyman Group yang mengembangkan Kota Baru Parahyangan (KBP) di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar).
Direktur PT Belaputera Intiland Ryan Brasali mengatakan, pada masa pandemi Covid-19, bisnis KBP mengalami pertumbuhan positif. Ketika sejumlah proyek properti mengalami penundaan, KBP justru getol membangun hunian, sarana, dan infrastruktur pendukung.
Hal itu ditandai dengan peresmian sejumlah sarana pendukung pada 2021, di antaranya infrastruktur flyover simpang Padalarang dan ritel furniture asal Swedia, IKEA.
“Flyover simpang Padalarang dan IKEA diresmikan di KBP di tengah pandemi pada 2021. Pembangunan flyover tersebut digenjot guna meningkatkan aksesibilitas. Sementara, IKEA melengkapi fasilitas yang dibutuhkan warga KBP dan masyarakat di Bandung Raya,” ujar Ryan, seperti diutarakan kepada Kompas.com, Jumat (12/8/2022).
Untuk diketahui, flyover tersebut menghubungkan Gerbang Tol Padalarang Timur dan kawasan hunian mandiri KBP. Peletakan batu pertama infrastruktur ini dilakukan pada Maret 2021 dan diresmikan akhir November pada tahun sama.
Sementara, IKEA diresmikan dan dibuka untuk umum pada Minggu (28/3/2021). Kedua fasilitas tersebut menjadi nilai tambah KBP sehingga berpengaruh terhadap laju bisnisnya.
“Tak hanya itu, fasilitas pendukung untuk pendidikan juga dibangun di KBP saat pandemi, yaitu pengembangan SMP BPK Penabur dan Sekolah Bina Persada. Sekolah ini melengkapi empat sekolah lain yang sudah ada di KBP. Pembangunan sarana rekreasi water park juga terus berjalan dan ditargetkan beroperasi pada akhir 2022.
Ryan menambahkan, bisnis makanan di KBP juga tumbuh cukup signifikan yang ditandai kehadiran investor bidang food and beverage (F&B), yakni McDonald. Sesuai rencana, Starbucks juga akan membuka gerai di KBP.
Kemudian, lanjut Ryan, sektor perbankan juga ikut meramaikan kawasan KBP, mulai dari BCA, Bank BJB, OCBC NISP, Niaga, BNI, Mandiri, BRI, MayBank, dan Bank Permata.
Ryan menilai, warga di kawasan Bandung Raya kini mulai melirik hunian yang dibangun di kawasan hijau dan lingkungan yang lebih sehat. Dengan jarak tak jauh dari Kota Bandung, KBP bisa menjadi pilihan hunian dengan konsep tersebut karena dapat ditempuh dalam waktu singkat.
“Sebagai kota mandiri, KBP terus melengkapi fasilitas yang dibutuhkan warga. Sebab itu, sudah menjadi keniscayaan laju bisnis KBP semakin cepat dan berkembang. Hal ini seiring ketersediaan infrastruktur yang semakin baik dan aksesibilitas moda transportasi, termasuk kereta cepat yang bakal berhenti di Stasiun Padalarang yang hanya berjarak 1 kilometer (km) dari KBP,” jelasnya.
Pembangunan KBP
Sebagai informasi, KBP dikembangkan sejak awal 2000 dengan tiga pilar, yaitu budaya, sejarah, dan pendidikan. Seiring waktu berjalan, KBP berkomitmen pada seluruh stakeholder menjadi kota yang mandiri, madani, dan alami.
Dari segi lokasi, KBP memiliki akses langsung dengan Gerbang Tol Padalarang Timur yang terkoneksi dengan jalur Tol Cipularang, Cipali, dan Purbaleunyi.
Dari Bogor dan Cianjur, KBP bisa diakses lewat jalan raya Padalarang dan jalur Tol Bogor Cianjur Sukabumi (Bocimi). Ke depan, jalur ini akan diteruskan ke Ciranjang hingga Padalarang.
Adapun salah satu produk hunian KBP yang laris manis diminati konsumen adalah Nayapati Residence yang diluncurkan di KBP.
Rumah dua lantai seharga Rp 4 miliar itu dikemas dengan konsep breathable frontage-house atau rumah bernapas.
Manager Marketing PT Belaputera Intiland Joseph Ijong Dachlan mengatakan, Nayapati Residence sejak diluncurkan pada akhir Mei 2021 sangat direspons positif dan diserap dengan baik oleh pasar. Hal ini karena desain Nayapati Residence relevan dengan kebutuhan pasar akan rumah dan lingkungan yang sehat di kondisi pandemi saat ini.
“Untuk menghadirkan kenyamanan lebih bagi penghuni, interaksi indoor-outdoor pada Nayapati didesain dengan konsep bukaan pada dinding. Pintu geser berkaca diaplikasikan untuk menghubungkan ruang keluarga dan area outdoor untuk mendapatkan kesan luas,” kata Joseph.
Joseph menambahkan, seiring antusiasme konsumen terhadap Nayapati Residence, KBP juga telah menghadirkan produk hunian anyar, yakni Anggapati Residence.
Anggapati Residence merupakan konsep hunian di tepi jalan utama (secondary road) atau frontage house yang terdiri dari dua lantai. Bagian halaman depan dilengkapi pagar karena berhadapan langsung dengan jalan utama.
Rumah tersebut juga didesain dengan arsitektur yang secara fungsi ataupun layout mengutamakan aspek kesehatan, kenyamanan, dan modernitas.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Kota Baru Parahyangan, Anda bisa klik tautan ini atau menghubungi 0877-2268-3888.
Dikutip dari www.kompas.id